Manusia sering diibaratkan seperti pohon. Pohon itu tumbuh mulai dari sebutir biji yang kecil, kemudian menggeliat keluar dari dalamnya tunas berupa daun mungil nan lucu. Lalu daun lembut itu semakin membesar, terbentuklah batang. Dan terus berkembang sehingga lengkaplah menjadi sebatang pohon yang kokoh, dengan cabang-cabang dan daunnya yang rindang.
Pohon itu terus tumbuh dan berkembang, berbunga dan berbuah pada musimnya. Semakin tuapun, selalu saja muncul tunas-tunas pada batangnya. Bahkan tak jarang tunas-tunas itu masih terus bermunculan pada sisa-sisa pohon yang sudah ditebang.
Manusia juga memiliki karakter seperti itu, memiliki keinginan untuk terus bertumbuh dan berkembang. Sudah tentu bukan dengan cara menumbuhkan organ-organ tubuh kita terus menerus, melainkan senantiasa menumbuhkan serta memperindah karakter, menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan-kemampuan teknis, serta meningkatkan kwalitas hidupnya.
Manusia diciptakan agar menjadi seperti sebuah pohon … suatu jenis pohon tertentu, yang memiliki sifat-sifat tertentu yang hanya dimiliki oleh pohon tertentu.
Tuhan mempunyai sesuatu yang khusus dalam pikiran-Nya ketika Ia menciptakan dan menanam sesuatu yang kita kenal sebagai "pohon". Ketika Tuhan menciptakan pohon, Ia sedang membuat ilustrasi fisik untuk menggambarkan dunia rohani.
Ia membuat ilustrasi dari dunia yang kelihatan ini serangkaian kebenaran yang menyebabkan dunia yang tidak kelihatan itu menjadi nyata. Ia mengajak kita untuk melakukan Spiritual Switch. Adalah kewajiban setiap orang percaya untuk mengambil sesuatu yang ada dalam alam nyata dan menggunakannya untuk mengajar dan belajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan dunia rohani.
Tuhan mencipta suatu jenis pohon tertentu, yang memiliki sifat-sifat tertentu yang hanya dimiliki oleh pohon tertentu. Ini memberikan pemahaman kepada kita, bahwa manusia juga diciptakan-Nya sebagai suatu pribadi tertentu yang memiliki sifat tertentu, yang hanya dimiliki oleh manusia itu. Manusia adalah mahluk yang sangat unik, yang amat berharga dan yang dikasihi-Nya.
Allah sang Pencipta dengan kuasa-Nya telah menjadikan setiap manusia dengan dahsyat dan ajaib, sebagai diri kita seperti adanya sekarang ini. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang sama persis, baik keadaan fisik maupun kondisi kejiwaannya, meski orang kembar sekalipun.
Allah yang merancang seperti apa rupanya nanti, warna kulitnya, rambut, mata, dan setiap bagian tubuh setiap manusia. Allah juga menentukan talenta-talenta serta keunikan dari kepribadian setiap orang. Bahkan Allah mempunyai tujuan, untuk apa setiap orang dilahirkan di dunia, masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri yang specific sebagaimana yang Allah telah tentukan.
Setiap orang selain mempunyai identitas diri yang tidak bisa diubah atau sidik jari, juga memiliki identitas yang di dapat setelah dilahirkan serta dapat diubah atau dikembangkan, misalnya, nama, label yang diberikan orang lain, gelar, profesi, keyakinan, pendidikan, bahasa, pengalaman, dan sebagainya.
Kita perlu mengakui keunikan kita, segala bakat, talenta, serta keahlian khusus yang ada pada diri kita. Sadari sepenuhnya kemampuan dan kelebihan yang ada pada kita, segala asset di masa kini dan masa lalu. Hal ini akan dapat meningkatkan percaya diri dan harga diri kita, serta menunjukkan dengan jelas di mana letak kekuatan kita. Sesungguhnya di dalam diri kita ada tersimpan potensi luar biasa, kekuatan ilahi yang ada di dalam jiwa raga, pikiran, hati, serta rohani kita.
Karena itu, perlu mengenal diri kita dengan benar, secara fisik maupun kejiwaan, kekuatan dan kelemahan yang ada. Lalu kembangkan kekuatan, dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan, tantangan dan segala hambatan.
Dengan mengubah “identitas” yang bisa kita ubah, seperti perilaku, serta membangun potensi diri, ketrampilan, kecakapan, nilai, keyakinan, dan tujuan hidup, kita akan dapat menjadi yang terbaik sebagai diri kita apa adanya. Dan dengan segenap jiwa raga, talenta, serta percaya diri, kita jalankan pekerjaan dan usaha, untuk mewujudkan impian bahagia dan mencapai keberhasilan*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar