Kebahagiaan itu sesungguhnya bisa dirasakan kapan saja - di mana saja - manakala kita mau memperhatikan dan mensyukuri apa yang ada pada kita dan apa yang ada di sekitar kita. Betapa nikmatnya dikala membuka jendela di pagi hari, menghirup udara segar serta semerbak wangi bunga kenanga, mawar, dan melati - hangatnya sinar mentari pagi yang menyinari bumi …..
Ternyata kebahagiaan itu tidak perlu menunggu sesuatu yang luar biasa - di dalam keadaan yang sederhanapun, kebahagiaan itu dapat dirasakan. Kesenangan sesaat yang berasal dari sumber eksternal, bukanlah kebahagiaan sejati. Barangkali hanya untuk mengobati kekecewaan, sebagai kompensasi atas ketidak bahagiaannya.
Semakin banyak mencurahkan perhatian kepada hal-hal yang ada di luar diri kita, tanpa memperhatikan yang ada di dalam diri sendiri, hanya akan semakin menjauhkan diri kita dari kebahagiaan yang sejati …..
Memiliki keinginan bahkan impian itu sah-sah saja, ambisi itu juga baik, namun semua itu harus di dalam kendali kesadaran kita. Bila ambisi tidak terkendali, akan sangat mungkin yang didapat bukannya kebahagiaan tetapi kekecewaan.
Keserakahan, kerakusan, egoisme yang berlebihan - membuat kehidupan jadi kelabu, tiada sinar cahaya kebahagiaan. Membuat pikiran, hati dan perbuatan tidak positip, tak ada rasa puas - mengganggu kesehatan dan menutupi jalan menuju kebahagiaan. Sebagaimana kisah setangkai Violet yang tamak ini …..
Setangkai Violet yang molek nan harum , hidup tenteram di antara teman-temannya – terayun-ayun di tengah bunga-bunga lainnya …..
Suatu pagi, dia melihat setangkai Mawar yang tinggi dan tampan. “Alangkah sialnya aku, betapa rendah kedudukanku, pendek lagi miskin …..”, keluhnya.
Ketamakan telah merasuki hati dan mematirasakan pengertiannya. “Aku ingin menjadi setangkai Mawar!” Dan terjadilah apa yang menjadi ambisi butanya, alam meregangkan jari-jari misterius dan magisnya, menyentuh akar-akar Violet – menjadi setangkai Mawar yang tingi – di atas semua bunga-bunga lain di taman itu.
Pada senja hari, langit mendung – guntur – hujan lebat – angin keras – menumbangkan tanaman-tanaman serta mematahkan tangkai-tangkai bungan yang tinggi – kecuali tanaman yang tumbuh dekat bumi yang ramah …..
Violet yang telah berubah – tercampak ke bumi, patah dan layu di atas rerumputan. Dan Ratu Violet menengadahkan kepalanya - memanggil keluarganya sambil berkata, “Lihatlah, anak-anakku, dan renungkanlah. Ketamakan Violet itu yahg telah menjadi setangkai Mawar selama satu jam. Ingat-ingatlah peristiwa ini sebagai surat peringatan untuk nasib baikmu.” (Kahlil Gibran – sunting broto r)
Orang hendaknya mulai menyadari arti kepuasan bagi diri sendiri. Setiap individu memiliki penafsiran yang berbeda, memandang serta merasakan kepuasan secara berbeda pula, sangat bervariatif. Semua itu tergantung pada kedewasaan, kondisi kejiwaan dan rohani serta nilai yang dianutnya.
Sesungguhnya tak pernah ada orang lain yang dapat memuaskan diri kita – hanya diri kita sendiri yang bisa. Lakukan apa yang ingin Anda lakukan, sepanjang tidak melanggar norma yang ada - yang bermanfaat bagi diri Anda dan orang lain. Pastikan Anda konsisten dalam segala hal, dan Anda akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan *****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar