Selamat panjang umur, dan bahagia ….. !
Syair lagu yang biasa dinyanyikan pada pesta ulang tahun itu, menggambarkan betapa besar rasa syukur kita, yang mempunyai hidup – dan - mencerminkan keinginan hati setiap manusia - umur panjang, hidup selama mungkin, tetap sehat, segar bugar, kaya, bahagia.
Namun - bagaimana bisa ….. ? Sekarang ini bahkan muncul berbagai penyakit yang menambah panjang daftar nama penyakit yang mematikan - flu burung, HIV aid, cancer, stroke, etc. Kebiasaan hidup tidak sehat, yang dapat mengurangi life expectation - merokok, minuman keras, narkoba. Semakin banyak beredar makanan yang tidak sehat, mengandung bahan pengawet berbahaya, serta obat-obatan yang dipalsukan. Semakin beratnya tekanan ekonomi, yang dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi, tekanan jiwa, stress dan bahkan sakit jiwa.
Dan tentang kekayaan - mencari nafkah pas-pasan saja sulit - semakin sempitnya lapangan pekerjaan, sulitnya mendapatkan penghasilan dari kegiatan usaha. Bahkan ada pikiran sesat yang mengatakan “mencari nafkah yang haram saja sulit, apa lagi yang halal”. Padahal, kita tidak boleh - hanya asal kaya, tetapi juga terhormat - nama baik lebih utama dari pada kekayaan .....?!
Namun di zaman sekarang ini, yang sebagian orang menyebut dengan “jaman edan” - banyak orang menganggap kekayaan dan kekuasan itulah yang utama. Uang adalah segalanya, apa saja dilakukan, demi uang dan kekuasaan; sehingga banyak terjadi tindak kekerasan dan kejahatan, baik di kalangan masyarakat biasa maupun di kalangan pejabat. Pencurian, perampokan, korupsi!
Kalau begitu - apakah umur panjang, kekayaan dan kehormatan itu sesuatu yang mustahil?
Ada sebuah kisah - tentang “orang suci” yang akan mendaki puncak gunung Himalaya. Di dalam perjalanannya, ketika menginap di sebuah rumah pemondokan, ditanya oleh pemilik pemondokan itu, “Tuan, dikala musim dingin yang menyengat ini, bagaimana tuan akan dapat sampai ke puncak Himalaya?” Dan orang itu menjawab dengan gembira, “Apa sulitnya? Hati dan pikiranku sudah lebih dulu sampai di sana, sekarang badan yang tersisa ini tinggal menusul saja!”
Sekarang – seandainya – Anda ditanya, “Tuan, harigini ..... dikala virus penyakit semakin bervariasi, susah mencari nafkah, dan hidup ini semakin keras - bagaimana tuan akan dapat menikmati kehidupan, sehat, kaya, dan bahagia?”
Bisakah Anda menjawab dengan gembira juga - “Apa sulitnya? Hati dan pikiranku sudah lebih dulu sampai di sana, sekarang badan yang tersisa ini tinggal menusul saja!”
Pastilah Anda bisa – kalau mau – dan tahu caranya!
Janganlah ragu, janganlah melepaskan kepercayaan, bertekunlah di dalam iman - agar semua itu menjadi nyata di dalam kehidupan Anda. Itulah yang dinamakan iman, adalah yang mendasari segala pengharapan kita - dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar