Apakah kebahagian itu hanya dapat dirasakan bila dapat memiliki harta yang melimpah, atau jika memperoleh kedudukan dan jabatan yang tinggi? Apakah hanya dapat terwujud kalau sudah sukses bisnisnya, atau manakala tidak mengalami persoalan dan permasalahan yang mengganggu?
Benarkah kebahagian itu hanya tergantung situasi dan kondisi yang ada, jika, bila, kalau, andaikan, manakala?
Kebahagiaan atau ketidak bahagiaan, tergantung pada cara kita memandang atau menyikapi keadaan, dan cara menghadapai kejadian-kejadian, bukan pada hakikat kejadian itu sendiri. “Sinar matahari itu menyenangkan, hujan itu menyegarkan, angin menyejukkan, salju meriangkan, tidak ada yang benar-benar namanya cuaca buruk, hanya cuaca baik yang jenisnya beda saja”, demikian kata orang bahagia …..
Berbahagiakah Anda? Tularkan semangat kebahagiaan kepada semua orang, maka Anda akan semakin bertambah bahagia!
Anda ingin bahagia? Biasakan berpikir, berbicara dan berperilaku bahagia, maka Anda akan berbahagia! Hidup bahagia juga dapat dipelajari dan dilatih, dengan membaca artikel atau buku tentang kebahagiaan, mencontoh perilaku orang bahagia, dan berlatih hidup bahagia, maka kebahagiaan akan terasa.
Orang kaya belum tentu bahagia, begitu pula orang bahagia belum tentu kaya. Itu benar, namun, bisa juga orang menjadi kaya dan bahagia dan orang yang bahagia serta kaya.
Bahagia dan kaya raya merupakan impian sebagian besar umat manusia, itu sah-sah saja. Namun harus difahami lebih dulu, apa makna bahagia dan kaya itu? Jangan-jangan orang malahan tidak dapat merasakan apakah dirinya sudah bahagia dan kaya, apa belum?
Bahagia itu perasaan hati, merupakan pilihan. Sedangkan kaya itu tak ada batasnya, hanya diri kita sendiri yang dapat membatasi, apakah sudah puas apa belum? Puas juga subyektif, orang termasuk saya, merasa puas manakala sudah berkecukupan, yang lain mungkin ingin berlebihan. Jadi kaya itu parameternya perasaan, bukan banyaknya uang semata, takaran untuk kita tidak dapat digunakan untuk mengukur orang lain, dan sebaliknya takaran orang lain tidak selayaknya dipakai untuk diri kita. Ada orang yang banyak hartanya tetapi merasa miskin, ada pula yang tidak banyak harta tetapi sudah merasa kaya.
Ada orang yang dengan susah payah mengumpulkan harta benda, berebut jabatan, ingin mendapatkan wanita cantik atau pria yang tampan, dikiranya hal itu akan menjadikan hidup mereka bahagia. Namun kenyataannya, semuanya itu tidak selalu membawa kebahagiaan, bahkan ada kalanya justru mengakibatkan kesengsaraan. Harta, tahta, wanita atau pria idaman, boleh jadi dapat memberi kesenangan sementara, tetapi tidak bisa menjamin terwujudnya kehidupan yang bahagia.
Kebahagiaan sejati bukan sekedar kegembiraan yang berlebihan atau euforia, kesenangan sesaat, tetapi perasaan bahagia setiap waktu, saat ini dan selamanya. Bukan hanya merasa bahagia jikalau, apabila, manakala, ketika, seandainya. Tetapi senantiasa merasa bahagia, walaupun, meskipun, apapun juga, kapanpun, dan di manapun.
Kebahagiaan dapat dinikmati oleh siapa saja, tidak peduli yang kaya atau miskin, yang punya kuasa atau rakyat jelata, yang popular atau yang biasa.
Kebahagiaan tak perlu ditunggu, tak usah di cari, tak bisa dibeli, dan tidak berasal dari eksternal, yang ada diluar, kekayaan, kekuasaan, ketenaran, gelar, serta atribut lainnya.
Kebahagiaan ada di sini, hanya kita sendiri yang dapat menciptakannya. Bukan orang lain, sanak saudara, pemerintah, atau tetangga, dan bukan keadaan yang membuat kita bahagia atau tidak, melainkan diri kita sendiri. Orang bijak berkata: “Untuk membuat dunia sebagai suatu tempat yang mebahagiakan, engkau perlu mengubah hatimu, bukan mengubah dunia”.
Kebahagiaan bukan akan datang besok, kalau sudah mempunyai banyak uang, mendapat jabatan, popularitas, banyak gelar, dan sebagainya. Tetapi sekarang, saat ini juga! Karena sudah ada di dalam diri kita sendiri, berasal dari pikiran, hati, serta perbuatan, yang ada di dalam kendali kita. Ketika mindset kita di isi dengan “program bahagia”, hati kita dipenuhi dengan rasa bahagia, mulut kita mengucapkan kata bahagia, serta selalu berjalan di dalam koridor bahagia. Maka kita akan mengalami kebahagiaan lahir dan batin, kebahagiaan yang sejati di setiap saat, di sepanjang kehidupan.
Bahagia atau tidak adalah sebuah pilihan!
Jadi, kenapa tidak? Kita pilih bahagia, sejak sekarang dan seterusnya. Kita akan menyesal nantinya, bilamana tidak mau menikmati kebahagiaann selagi masih ada waktu! Jangan terlambat, jangan sampai tidak dapat merasakan kebahagiaan seumur-umur. Hidup di dunia hanyalah sekali saja, dan surga dimulai dari dunia ini!
Berlatihlah “hidup bahagia”, maka Anda akan bahagia, bagaimanapun kondisi Anda dan seperti apapun situasi yang Anda hadapi. Be Happy and shared your happiness! Hiduplah bahagia, dan tularkan semangat kebahagiaan pada semua orang, maka Anda akan semakin bertambah bahagia*****
Tag: sikap hidup
Technorati Tags:
sikap hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar